28 April 2009

Rendah Hati Lebih Berarti

Kucari cari
Kucari jati diri
Kucari cara agar lebih tinggi

Kusombongkan diri sendiri
Dirikulah yang paling berarti
Karena aku begitu hebat
Padaku kau harus hormat

Hanya satu yang mereka lihat
Kesombonganku yang kian hebat

Kurendahkan orang yang melihat
Kuinjak dan kutindas begitu kuat
Bagiku mereka tiada harkat dan martabat
Mereka hanya kaum budak

Hanya satu yang mereka lihat
Setan dihatiku Begitu jahat

Masih kumencari
Cara menjadi lebih tinggi
Kini kusadari
Rendah hati lebih berarti


Kini mereka lihat
Aku lebih bersahabat
Dan memelukku dengan hangat

Aku bangga jadi perjaka

Anak muda sekarang luar biasa
Banyak tahu perkara dewasa
Ingin coba rasanya vagina
Dan malu dengan status perjaka

Sedikit mungkin salah orang tua
Kebebasan dibentang di depan mata
Kemana arah tak ditunjukkannya
Akhirnya tersesat juga

Satu hal yang tak bisa ku percaya
Dengan bangga mereka bercerita
"Dulu, kemarin, semalam aku bercinta luar biasa
Gadis desa, cewek kota, anak tetangga aku sudah coba semua"
Seolah rasa malu mahal harganya
Hingga mereka tak lagi punya

Sampai kapanpun aku tak akan terpancing
Dengan cerita mereka yang sangat nista
Sekalipun sejak kecil cuma kupakai buat kencing
Aku bangga sekarang masih perjaka
Posted on by Gedel in

26 April 2009

Adikku di Kota

Adikku yang jauh disana
Lu berjuang nyari ilmu yang berharga
Sastra..ha ha ha ha

Biarlah lu nikmati kerasnya kota
Jangan lagi manja
Kalo sakit jangan lu meronta
Kalo seneng cukup senyum aja

Sebagai kakak, lu gua jaga
Mau apa juga lu tinggal minta
Kalo emang ga ada lu jangan kecewa
Kalo ada, gua mikir 10x mau ngirim apa ngga'
Laptop gua juga udah lu minta
he..he..gua becanda!!

Satu aja yang gua minta dari elu
Jadikan kuliah hal yang utama
Jangan lu mikir sepi dan jodoh selalu
Kalo ga awas lu gua laporin emak

Gua janji kalo lu lulus nanti
Kalo lu udah kembali
Upil gua boleh lu koleksi
Posted on by Gedel in

25 April 2009

Untuk cewek yang tersesat

Wahai cewek se pelanet
Jangan kau buka itu rok pendek
Sekalipun ia pakai karet
Kehormatanmu pasti akan tercoret

Wahai gadis gadis muda
Jangan kau suka mojok berdua
Setan jadi pihak ketiga
Arti suci kau akan lupa

Wahai perawan ting ting
Jangan padanya harga kau banting
Sekali ia kau beri puting
Kebablasan kau bisa bunting

Wahai perempuan berpantat montok
Janganlah kamu berlenggak lenggok
Banyak cowok pikiran jorok
Kalau khilaf kau di sodok

Wahai nona bertoket padat
Percayalah sajak yang ku buat
Dunia kini kian keparat
Bertaburan kaum laknat

Sadarlah selagi sempat
Dan nikmati indahnya taubat
Tutup aurat rapat rapat
Dan jadi kaum terhormat
Dengan akhlak kami kau pikat
Kau dicinta dunia akhirat

21 April 2009

Asiknya Pujangga

Kufikir para pujangga hanya bermain dengan cinta
Meneteskan air mata
Bergelut dengan derita
Malah terkadang hampa jadi ciptaannya

Ternyata salah duga
Beberapa waktu lalu baru aku temukan
Setumpuk kata-kata jenaka milik pujangga kota
Hidupnya hanya hura-hura dan mengejek dengan kata-kata
Ia bilang kata juga bisa meronta
Jika tak dipakai tuk artikan makna
Walau sekotor-kotornya kata
Masih ingin dipakai tuk hujat yang durja

Ada juga yang lebih gila
Ada pujangga ngobrol sama rumput yang bergoyang
Perahu retak didayung sungguh edan
Bulan digendong bintang dikantongi
Sudah lama mereka edan
Bahkan dulu ada yang mau jadi binatang jalang

Ih..ternyata asik juga kalau aku bisa seperti mereka
Begitu bebas bermain dengan kata
Coba aku bisa seperti mereka
Aku pasti edan juga

Setidaknya bukan karena cinta dan air mata
Apalagi hampa..
Posted on by Gedel in

17 April 2009

Baga Family

Anjink!!

Mana!?

Sang pemilik suaka yang gengsinya tak terkira
Mungkin ada kebun binatang di mulutnya
Sumpah serapah mengalir kala kecewa
Walau aku tahu baik hatinya
Tapi omongannya benar semua

Yo..
Ada di dalam hatinya
Setidaknya itu yang ku duga
Kalo ngomong seperti Cinta Laura
Siang malam memeluknya
Kalo ngambek bikin ketawa

Gonggong dengan suara pas-pasan
Punya gitar merek jepang
SBM selalu jadi harapan
Karena kami selalu kecipratan
Tap sialan aku pernah dikerjain ngurus jemuran

Lin..
kita jarang ketemu
Aku ga tau mau nulis apa tentang kamu
Jadi biar kuberitahu padamu
Batu sayang banget sama kamu

Tante O'on yang paling tua
Kalo nelpon bisa sangat lama
Kalo siang dia bekerja
Malamnya jadi tante rumah tangga
Ku akui sangat cantik wajahnya
Tapi mungkin calon perawan tua
Karena ngga' pernah kulihat pacarnya

Baga!!
Kenapa aku tulis ini semua
Kalo mereka baca aku harus bagaimana?
ah..ga apa-apa,
aku kan ga nyebut nama
Paling mereka cuma ketawa
Mereka kan Baga semua
Posted on by Gedel in

16 April 2009

Kelas Dunia?

Kau bilang mau ke kelas dunia
Sama saja mimpi sambil terjaga
Apakah kau tak pernah berkaca
Borokmu ada di mana mana

Yang tengah menginjak ke bawah
Yang atas menekan ke tengah
Yang bawah meronta ronta
Yang atas tertawa tawa

Tak berani sedikitpun aku berfikir
Tuk ubah semua yang telah menjadi adat
Ketika yang berfikir kau suruh menyingkir
Para penjilat kau dekap erat erat

Kau memberi kami nilai
Tanpa menilai apa yang kami beri
Kau suruh kami berlari
Tapi kaki kau ikat tali
Kini kami angkat bicara
Masihkah kau tutup telinga?

Ini bukan zaman belanda juga bukan zaman purba
Kau mau dikenal dunia mari kita satu suara
Kita melangkah bersama
Kita pacu jantungnya
Tunjukan pada dunia
Obor kita masih menyala
Bersama rasa bangga

asal kau bersedia..

14 April 2009

Gembala kata-kata

Ini masih pagi tapi sudah kebingungan
Mau ngerjain apalagi, cucian sudah dijemuran
Ku baring saja lagi pake Levis dan kutang
Mikirin jantung hati semalam bikin kekesalan

Pusing kepala langsung kupejamkan mata
Dengan lembutnya alunan musik Malaysia
Ku berusaha lupakan semua yang ada
Ahh..andai aku bisa pulang segera

Hampir kuterlena dalam syahdunya suasana
Ketika aku sadar ada sesuatu di kepala
Huruf berlarian membentuk kata kata
Mencari rasa dan berburu makna
Mereka pun berbaris dengan jenaka

Ku ambil saja sebatang pena
Seperti gembala kugiring mereka
Ke lembaran tua yang banyak coretannya
Posted on by Gedel in

Dolphin

Dolphin
Bukit berumput di perumahan
Jaraknya dekat dengan jembatan
Di sana anak kecil berlarian
Di bawah mentari senja yang temaram

Dolphin
Bukit berumput di perumahan
Di bawah tiang listrik kami bergitaran
Selusin botol berserakan
Hingga pagi tanpa beban

Disana nyawa hampir melayang
Narkoba diperjual-belikan
Wanita dilecehkan
Dosa dilupakan

Kini kutinggalkan
Bersama seribu penyesalan
Posted on by Gedel in

Punguk rindukan bulan

Rinduku pada bulan buan karena cahaya yang cemerlang
Bukan pula pada bentuk yang rupawan
Aku tahu jika dari dekat bentuknya juga ga karuan
Bahkan terkadang miliki warna yang menyeramkan
Dan ketika bayangnya halangi pandangan
Hanya gelap yang kurasakan

Entah mengapa tahun demi tahun kuhabiskan
Berusaha meraihnya di atas setumpuk harapan
Di atas batas kesabaran
antara mimpi dan kenyataan
antara beban dan keikhlasan
antara Obsesi dan cinta sejati

Kini bulan menatapku
Seperti ia dalam dekapan
Hingga kini aku tak tahu
Mampukah aku membawanya pulang
Posted on by Gedel in

12 April 2009

Tabrakan

Modalku cuma sepuluh ribu tuk memecah malam itu
Sandal jepit celana levis dan jaket biru
Alat cukur dan Nokia zaman dulu kutaruh di saku
Dompet di celana dan kumulai perjalanan seru

Force One rombengan oversize seratusan
Kupacu perlahan di celah gang yang tenang
Hatiku bimbang knalpot kekencengan
Ini kan daerah preman

Sampai di simpang tiga lampuku belum nyala
Ku belok kiri ke jalan besar yang sepi
Kutancap gas langsung full tenaga
Aduh Robbi..Revo biru menghalangi

Aaawww....Jerit wanita singkat dan ngeri
Prakkkk....Motor hancur parah sekali

Seketika aku bangun dan berdiri
Hampiri gadis yang kutabrak tadi
Baru tiga langkah kuberlari
Tubuhku nyeri sakit sekali

Gedubrakk...aku jatuh lagi

Ku merayap ke tepi jalan
Disaksikan warga yang berdatangan
Segelas air mereka suguhkan
Hanya "nyebut" yang mereka ucapkan

Sakit aku merintih
Jantung berdegup kencang sekali
Gadis itu berhenti merintih
Bukan main panik sekali
Kufikir dia mati

Aduh gila polisinya cepat juga
Baru datang minta SIM dan STNK
Motorku juga disita
Ku diserbu seribu tanya

Si gadis sudah dibawa ke rumah sakit
Tinggal aku terkapar di pinggir parit
Pelan pelan kaki kupijit
Sialan, masih terasa sakit

Aku berjalan ke mobil patroli
Sambil mengeluh "aduh nasib"
Duduk bersama Force One tak berbody
Dalam resah dibawa ke Puskib

Dokter sialan ga punya lemburan
Pasien datang harus nunggu semalaman
Ga mau aku nunggu kelamaan
Kabur saja aku pincang pincang

Sudah jam setengah dua untung ojek masih ada
Kusewa yang muda minta diantarkan ke Purwa
Ketemu keluarga yang nunggu sudah lama
Menyambutku dengan wajah yang murka

Sambil negosiasi kunikmati caci maki
Dari si bapak yang anaknya kutabrak tadi
Baru kutahu nama anaknya Heny
Aduh namanya cantik sekali

Akhirnya semua sepakat
Kuganti semua yang kurusak
Modalku sepuluh ribu perak
Bulan depan dompet pasti sekarat

(28-12-2007 aku dan Ares motorku, pertama kalinya tabrakan)
Posted on by Gedel in

11 April 2009

Bontang Kotaku

Beribu warna telah terlukis di kota itu
Orangpun datang dan pergi bersama warna baru
Naiki puncak bukit hingga teluk berkarang
Terlindung dua pilar di tiap tepinya
Alirkan kehidupan pada warga beragam
Nasib bergelinding bagai roda
Gerak kehidupan yang sempurna

Kini giliranku untuk pergi
Oleh nasib yang harus kujalani
Tertancap hati di kota ini
Aku tinggalkan masa lalu

Tak akan kulupa kenangan di kota itu
Arti yang dituliskan bagi hidupku
Melekat erat dalam hatiku
Aku pergi mengejar mimpi
Nanti pasti aku kembali
Posted on by Gedel in

Demi kaumku

hai wanita,
knapa kau tidak biarkan kami merajalela
tak puas kami punya satu atau dua
sedangkan kau tahu jumlah kalian satu banding lima
tak kau izinkan kami kau banyak jadi perawan tua
menjomblo hingga akhir nyawa

Asiknya Dosa

awalnya sih ga terasa tapi lama lama berat juga.
bisa pecah ni kepala atau hati kebelah dua.
untung keras kepala dan hati dah lama pergi kemana.
jadi cuek aja sama dosa segede angkasa.
ga tau kapan tobatnya karena emang lagi asik jalaninnya.

yang tahu, maafkan aku..

yang maha tahu, ampuni aku..
Posted on by Gedel in

Ares

aku dan ares
Ares oh ares

ksatria hitam pembelah jalanan dengan urat tembaga dan tulang besi hitam legam terbakar matahari membelah jalanan tiada henti.

Namamu bertahan dari kehancuran ketika tahun akan bertukaran dan engkau bangkit bahkan berjalan dengan lebih garang.

Banjir dan taufan kau seberangi walau kau tahu kau akan mati tetap saja kau berani.

oh ares

sahabat setia yang selalu menemani walau jalan yang kupilih selalu berlubang dan mendaki.

kau menjadi saksi ketika hampir mati, ketika jatuh hati, ketika susah dan senang datang dan pergi.

ares, esok jalan kita belah lagi.
Posted on by Gedel in

kesal lagi

gila rasanya kalo dah usaha tuk jadi orang jujur tapi masih dibohongi.

lumayan kesel memberi contoh disiplin sama yg ga tau aturan.

sakit juga kalo prasangka dah diungkapkan.

andai halal tuk membunuh manusia.

tapi sayang polisi saja ngelarang.
Posted on by Gedel in

10 April 2009

Cinta terlarang

Sejak kau datang tenang pun hilang
Tenggelam di keresahan
Ingin kuterkam tapi dilarang
Masih ada pacar di Bontang

Apakah lagi mau kubilang
Kau dekap aku terang terangan
Kau kan dah tau cinta terlarang
Tak mungkin ku makan teman

Kau yang selalu manja
Hati selalu ceria
Langkahpun seirama
Tapi pasti ada batasannya

09 April 2009

Nyamuk

Nyamuk gila hinggap di dada kiri
Hisap darahku dengan tampang yang ngeri
Takut demam berdarah kutepuk saja dengan tangan kanan
Nyamuk selamat dadaku jadi merah lebam

Nyamuk kini pindah ke dada kanan
Balas dendam ia menggigit lebih kejam
Dengan benci kutepuk dengan tangan kiri
Dia selamat lagi dan dadaku merahnya dua kali

Nyamuk nekat mampir ke pipi
Kutepuk saja pipiku dengan kaki
Nyamuk kegirangan terbang dan tepuk tangan
Sampai lupa tangannya masih dipake buat terbang

Nyamuk mati jatuh ke bumi
istrinya juga bunuh diri
Posted on by Gedel in

Hujan Sialan

Hujan yang curang menetes di kilang yang gersang

Ga mikir kalo aku lagi banyak kerjaan

Bikin basah seragam dan aku kedinginan

Bangsat lu hujan turunnya siang siang




Beberapa tetes hujan jatuh di kepala

Mengalir lewat rambut yang terdekat dengan terlinga

Dibisikkannya kalimat yang membuatku gila

"kami akan turun sampe kau pulang kerja"




Kukerjakan saja semua dengan lebih laju

Biar mereka tahu ga bisa halangi aku

Kuludahi dan kuinjak dengan sepatu

biarlah basah baju yang penting selesai kerjaanku




Kurang ajar ini sudah jam tiga

Bentar lagi waktu pulang kerja

Hujan sirna awan pun menganga

Mereka ga becanda cuma ganggu aku kerja


ah ada ada saja..